Pasar barang bermerek —meski selama ini identik megah dan eksklusif—kini tengah menghadapi periode yang berat. Beberapa produsen ternama melaporkan turunnya penjualan secara menyeluruh, termasuk merek-merek ikonik seperti Louis Vuitton, Dior, serta perhiasan mewah dari Bulgari hingga Tiffany & Co. Hal ini menandai tantangan serius di pasar global barang mewah .
Laba Terjun, Penjualan Melemah
Laporan keuangan LVMH semester pertama 2025 mencatat penurunan pendapatan sekitar 4% dibanding periode yang sama tahun lalu, sementara laba operasional menyusut hingga 15%, yakni sekitar €9 miliar atau setara Rp 170 triliun . Produk seperti wine, fashion, dan aksesoris kulit menunjukkan kinerja yang kontribusinya menurun. Sebaliknya, kategori seperti jam tangan mewah, perhiasan, parfum dan kosmetik masih relatif stabil .
Faktor Penyebab: Dari Harga ke Persepsi Eksklusivitas
Pendapat analis seperti Katharine K. Zarrella dari New York Times menyebutkan bahwa setelah dekade pertumbuhan tanpa halangan, industri barang mewah kini menghadapi penurunan drastis secara global. Konsumen kelas menengah mulai mengencangkan ikat pinggang, dan pasar besar seperti China pun menunjukkan tren penurunan konsumsi .
Kondisi ini diperparah oleh lonjakan harga yang tidak selalu diimbangi oleh peningkatan kualitas. Selain itu, stok berlebih yang mulai beredar di toko diskon turut mengikis citra eksklusivitas merek ﹙stok barang branded kini makin mudah ditemukan di diskon besar﹚ .
Hambatan Eksternal: Tarif dan Ketidakpastian Ekonomi
Ketidakjelasan kebijakan tarif perdagangan, seperti beban tambahan hingga 39% untuk impor barang Swiss dan Eropa, turut mempertebal tekanan pada produsen mewah. Banyak konsumen pun memilih menunda pembelian karena ketidakpastian ekonomi global masih membayangi .
Langkah Bertahan: Merek Fokus Inovasi dan Audiens Baru
Meski sedang di zona merah, LVMH tetap menegaskan ketahanannya melalui inovasi berkelanjutan dan fokus pada pasar stabil seperti Eropa dan Amerika Serikat . Konsultan Bain & Company dan Oliver Wyman menyarankan agar merek-merek mewah memperkuat khalayak muda kelas atas dan memperdalam hubungan emosional dengan konsumen, bukan hanya bergantung pada pelanggan lama .
Rangkuman Inti
Tantangan | Rincian |
---|---|
Penurunan Finansial | Pendapatan turun 4%, laba operasional turun 15% |
Perubahan Perilaku Konsumen | Konsumen kelas menengah mengurangi belanja, pasar China melemah |
Kewaspadaan Pasar | Tarif perdagangan tinggi & ekses stok menekan eksklusivitas merek |
Strategi Adaptasi Merek | Fokus ke inovasi, pasar stabil, dan konsumen muda |
Tinggalkan Balasan